Ada pepatah yang mengatakan “jangan
jadi terlalu bodoh, kamu akan dihina. Jangan jadi terlalu pintar, kamu akan
dimusuhi”. Pepatah tersebut mungkin tidak sepenuhnya benar. Namun saya merasa
bahwa pepatah tersebut juga tidak sepenuhnya salah.
Terlahir dalam lingkungan yang
menganggap saya orang bodoh justru menjadi pemacu semangat tersendiri bagi
saya. Untungnya saya tidak berlarut-larut dalam kemalangan dan menyerah pada
takdir begitu saja. Saya berusaha untuk segera bangkit agar bisa membuktikan
pada orang-orang yang dulu pernah merendahkan saya, bahwa saya tidak seperti
apa yang mereka bayangkan.
Tahukah kamu bahwa tubuh manusia
mempuanyai daya adaptasi yang luar biasa! Tidak percaya? Sekarang coba saya
bertanya, apakah kamu bisa berlari selama 1 jam non stop? Mungkin saat ini kamu
menjawab, “tidak bisa”. Sewaktu saya bergabung dengan klub Futsal dulu, salah
satu ujian pertama adalah harus bisa berlari selama satu jam. Saya juga punya
pikiran bahwa mustahil saya bisa berlari selama 1 jam. Namun setelah saya
berlatih dan membuat target, ajaibnya saya mampu untuk melakukannya. Setelah
itu saya berfikir, kalau hal ini berhasil bagi tubuh saya, mungkin ini juga
akan berhasil bagi otak saya.
Saya “memerintahkan” pikiran saya
agar bisa memahami informasi dengan baik. Saya tidak akan memaafkan otak saya
kalau saya tidak bisa memahami pengetahuan. Sehingga saya melatih dan memaksa
diri ini agar, bagaimanapun caranya, saya harus bisa memahami dengan baik.
Misalnya begini, kalau orang biasa hanya perlu membaca tulisan satu kali agar
paham, saya mungkin harus baca tiga sampai empat kali baru bisa sepenuhnya
paham.
Cara ini mungkin sangat susah, saya
tidak akan mengatakan bahwa ini adalah hal yang mudah. Tapi kuncinya, semua
berasal dari niat. saya sudah bertekad pada diri saya, “tidak mau tahu, harus
bisa”.
Lalu, apakah sekarang ini saya
berubah dari orang yang bodoh menjadi orang yang pintar? tidak juga. Saya tetap
senang menganggap diri saya sebagai orang yang bodoh. Karena ketika saya merasa
bodoh, saya akan tetap terus belajar. Tapi ketika saya merasa pintar, saya akan
berhenti belajar. Menurut saya, orang bodoh yang terus belajar itu lebih baik
daripada orang pintar yang berhenti belajar. Menjadi bodoh tidak sepenuhnya
buruk, Jadi, kalau kamu merasa bodoh, tenang saja.. kita bisa merubah takdir
menjadi apapun yang kita inginkan.
Tatang Sutisna |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar