Rabu, 30 Januari 2019

MAHASISWA DAN TANTANGAN YANG SEMAKIN KOMPLEKS


Mahasiswa sebagai bagian dari suatu Sistem Sosial memiliki Ciri serta Karakteristik tersendiri yang melekat di mata Masyarakat, Banyak sekali peristiwa sejarah Bangsa ini, dimana Mahasiswa terlibat secara langsung didalamnya, baik di Masa Orde Lama, Orde Baru, Reformasi, dan Pasca Reformasi, Saya rasa mayoritas sependapat bahwa Reformasi merupakan peristiwa paling Heroik yang melibatkan Mahasiswa didalamnya, Rezim yang telah membangun sebuah "Gedung Kekuasaan" selama 32 tahun, Seketika luluh lantak oleh sebuah Gerakan yang saya sebut sebagai "Puncak Kekesalan Rakyat", Walau memang banyak sekali rintangan yang harus dilewati sebelum Kemenangan digenggam.
Namun, Kita tidaklah selamanya hidup dimasa itu, Waktu terus berjalan, dan Tantangan kini semakin Kompleks.Revolusi Industri 4.0, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Bonus Demografi, dan sebuah Tekhnologi yang sebelumnya belum dikenal oleh Para Pendiri Bangsa ini, Internet.Berbagai Aspek Kehidupan mulai berubah akibat dampak dari Fenomena diatas, mulai dari perubahan Pola pikir sampai Gaya hidup.
Sebagai contoh, Internet yang dapat diakses semua kalangan telah melahirkan Sosial Media yang telah menjangkiti Masyarakat termasuk Mahasiswa, Internet sebagai sebuah Tekhnologi bisa saja menjadi Manfaat yang bisa mendatangkan kemudahan serta berbagai Kebaikan, Dengan Akses Informasi serta jangkauan yang luas, Mahaswa diberikan berbagai keuntungan, Seperti mudahnya mendapatkan materi perkuliahan tambahan, maupun berbagai hal lain yang menunjang.
Namun apabila digunakan secara Sembrono, maka akan mendatangkan Keburukan, bahkan bisa saja menjadi sebuah Ancaman, Oleh karena itu, Kita harus Skeptis terhadap segala Informasi dari Internet maupun Sosial media, Karena bisa saja hal tersebut merupakan Informasi Palsu (Hoax) yang kini sedang marak.
Dengan adanya Kompleksitas berbagai Fenomena serta Masalah diatas, Mau tidak mau Mahasiswa harus bersikap dan mengambil tindakan, tidak bisa terus berdiam diri, bahkan sampai antipati terhadap semua yang terjadi, karena bagaimanapun, Perubahan tidak akan terjadi hanya dengan duduk manis menengadahkan tangan, Melainkan harus ada Aksi yang dilakukan.
Mahasiswa harus sesegera mungkin meningkatkan Kualitas dan Intelektualitas pribadi melalui berbagai cara, dan salah satunya telah saya sebutkan diatas, Hal ini diperlukan supaya Mahasiswa mampu beradaptasi terhadap semua Fenomena yang terjadi, serta membuat sebuah gagasan solutif atas berbagai Permasalahan yang dihadapi Bangsa ini.
Apabila Mahasiswa menempa diri secara maksimal, maka rasa khawatir, dan kebingunan yang mengintai tak akan terjadi.Namun, apabila terus nyaman diketidak tahuan, dan menikmati kemalasan, maka bukan tidak mungkin, Pasca menjadi Mahasiswa, Hanya akan menjadi Beban Negara.
Bobby Septiana Irawan





Selasa, 29 Januari 2019

HARI PAHLAWAN

Refleksi Hari Pahlawan BEM Universitas Galuh
Hari Sabtu, 10 November 2018, kita kembali akan memperingati dan mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perjuangan. Bicara Hari Pahlawan, tentu tidak bisa dilepaskan dari dua ikon penting dalam sejarah revolusi Indonesia itu, yakni Bung Tomo dan pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Pada tanggal tersebut 73 tahun silam para pejuang kita bertempur mati-matian melawan tentara Inggris di Surabaya. Mereka bersedia mengorbankan harta dan nyawanya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Melalui agitasi yang begitu masif lewat siaran-siaran radio, Bung Tomo mampu menyalakan semangat perjuangan rakyat mengusir penjajah yang hendak mencengkeram kembali Indonesia.
Nilai-nilai luhur semangat kepahlawanan para pahlawan mengusir penjajah demi kemerdekaan Republik Indonesia sangat relevan untuk ditransformasikan dalam bentuk perjuangan baru. Tak cukup hanya dengan kegiatan yang cenderung bersifat seremonial, yakni dengan melaksanakan upacara pengibaran bendera yang disertai mengheningkan cipta.
Setelah itu selesai, tugas kita saat ini adalah memberi makna baru kepahlawanan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan perkembangan zaman. Sejumlah pertanyaan patut kita kedepan, misalnya, makna apakah yang dapat kita tangkap dari Hari Pahlawan? Dapatkah kita mengaktualkan Hari Pahlawan yang dapat kita gunakan dalam kehidupan kita saat ini?
Dalam mengisi kemerdekaan pun kita dituntut untuk menjadi pahlawan. Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran?
Bukankah makna pahlawan itu adalah pejuang gagah berani? Bukankah makna kepahlawanan tak lain adalah perihal sifat pahlawan seperti keberanian, keperkasaan, dan kerelaan berkorban?
Saat ini pahlawan jauh lebih kompleks tantangannya. Bila dahulu tantangan penjajah riil, hari ini kita menghadapi penjajah yang juga ada dalam diri bangsa kita. Bangsa Indonesia membutuhkan pahlawan-pahlawan baru untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis secara politik, adil secara sosial, sejahtera secara ekonomi, dan partisipatif secara budaya.
Dalam konteks kekinian, semangat kepahlawanan salah satunya bisa ditransformasikan atau diarahkan dalam perjuangan baru untuk memerangi korupsi. Korupsi sebagai kejahatan luar biasa adalah musuh bersama karena terbukti merusak kehidupan bangsa, tidak hanya di bidang ekonomi, namun juga merusak sektor politik, sosial budaya, pendidikan, dan lainnya.

Senin, 28 Januari 2019

PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA


Sebelum kita melangkah keperan dan fungsi mahasiswa, saya akan mengulas kembali apa itu mahasiswa  yang  pada bulletin edisi pertama sudah pernah disinggung. Mahasiswa adalah “maha” siswa, yaitu seorang siswa yang telah mencapai tingkat lebih tinggi lagi. Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu di pergruan tinggi. Mahasiswa adalah seseorang yang memiliki potensial dalam memahami perubahan dan perkembangan di dunia pendidikan dan lingkungan masyarakat. Yang memiliki posisi dan peran sebagai agent of change, social controler, dan the future leader.
Mahasiswa sebagai bagian dari kaum muda dalam tatanan masyarakat yang mau tidak mau pasti terlibat langsung dalam tiap fenomena sosial, harus mampu mengimplementasikan kemampuan keilmuannya dalam akselerasi perubahan keumatan ke arah berkeadaban.
Setelah kita mengetahui apa itu mahasiswa baru kita beranjak kepada peran dan fungsi mahasisswa. Peran dan fungsi mahasiswa yang saya tulis dalam artikel ini ada lima  ,yaitu :
Mahasiswa sebagai ‘iron stock”Mahasiswa sebagai “iron stock”, kita sebagai mahasiswa diharapkan menjadi manusia –manusia yang memiliki kemampuan dan ahlak yang mulia, disini kita berperan sebagagi pengganti generasi-generasi sebelumnya. Yaitu kita sebagai cikal bakal atau cadangan untuk masa yang akan memajukan bangsa kita ini. Karna kalau bukan kita generasi-generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, maka siapa lagi yang akan memajukan bangsa kita yang tercinta ini tanah air Indonesia.
Kemudian dalam dunia kampus dari kemahasiswaanya menjadi momentum yang sangat bagus untuk mengkaderisasi penerus-penerus bangsa nantinya. Oleh karena itu peran kita sebagai mahasiswa sangat penting disini.
Mahasiswa sebagai “agent of change”Mahasiswa sebagai “agent of change”, sesuai dengan artinya agen perubahan, kita sebagai mahasiswa juga berperan sebagai agen perubahan untuk masyarakat , sebab mahasiswa itu sebagai langkah terakhir kita untuk para pelajar untuk penempuh pendidikan yang lebih tinggi, dari yang dulu kita berstatus sebagai siswa sekarang sudah berstatus mahasiswa, dari namanya saja maha-siswa, mahasiswa itu seperti ditinggikan. Dengan gelar kita para mahasiswa sebagai agen perubahan, kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu setinggi-tingginya agar kita bisa mengaplikasikan gelar yang telah diberikan atau dipercaya oleh masyarakat kepada kita sebagai agen perubahan bangsa yang lebih maju. Bukan malah membuat gelar itu hanya menempel dinama kita sebagai mahasiswa, sebab gelar yang telah diberikan kepada mahasiswa sebagai agen perubahan itu bukan diberikan begitu saja tetapi didalam gelar itu terdapat sebuah harapan untuk perubahan bangsa kita ini, darai bangsa ynag tidak terarah menjadi bangsa yang lebih terarah. Kebanyakan mahasiswa mungkin tidak menyadari bahwa kita sebagai mahasiswa telah menjadi tumpuan “kebangkitan” untuk bangsa kita yang lebih maju lagi.
Mahasiswa sebagai “guardian of value”
Mahasiwa sebagai “guardian of value”. Guardian of value artinya penjaga nilai-nilai. Sesual dengan artinya disini kita sebagai mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-niolai, nilai-nilai tersebut bukanlah nilai-nilai yang negative malainkan nilai-nilai yang positif. Nilai positif yang bias membawa nagara ini lebih maju yaitu nilai “kebaikan” yang ada dalam masyarakat Indonesia. Kita sebagai mahasiswa  jangan membiarkan nilai kebaikan yang dari dulu telah ada itu hilang, terus berubah menjadi nilai keburukan kepada masyarakat Indonesia. Kita sebagai mahasiswa telah dipercaya sebagai kalangan muda yang mampu menjaga dan mencari nilai-nilai kebaikan yang lebih baik lagi. Sekarang ini sudah banyak nilai-nilai keburukan yang ada dalam Negara kita seperti maraknya terjadi korupsi oleh pejabat-pejabat besar, hukum-hukum yang berlaku dinegara ini bagaikan pusau yang tajam kebawah dan tumpul keatas, maksudnya yaitu kalangan-kalangan bawah yang ekonominya lemah yang mencuri sandal jepit hukumannya lebihberat dibandingkan pejabat-pejabat tinggi yang telah melakukan korupsi, yang notabenenya telah mengambil uang Negara. Maka dari itub kita se bagai mahasiswa harus bisa menghilangkan budaya buruk seperti itu, daj kita harus menjaga nilai-nilai kebaikan yang sudah ada agar kita bias mengarahkan Negara ini kearah yang lebih maju lagi.
Mahasiswa sebagai “moral force”
Mahasiswa sebagai “moral force”, kita sebagai mahasiswa berperan sebagai kekuatan moral. Gelar moral force ini diberikan kepada kita sebagai mahasiswa oleh masyarakat, sebab kitalah yang akan menjadi kekuatan moral untuk negri. Kijta sebagai mahasiswa harus memiliki acuan dasar dalam berprilaku. Acuan dasar itu adalah tingkah laku, perkataan, cara berpakaian, cara bersikap, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan moral yang baik. Semua acuan itu harus kita perbaiki agar kita memiliki moral yang baik, bukanya moral yang buruk. Disinilah kita dituntut untuk keintelektualan kita dalam kekuatan moral kita didalam masyarakat.
Mahasiswa sebagai “social control”
Mahasiswa sebagai “social control”, sebagia mahasiswa kita harus berperan sebagai pengontrol kehidupan social. Dalam hal ini kita bias mengontrol kehidupan masyarakat, dengan cara kita sebagai mahasiswa menjadi jembatan antara masyarakat dengan pemerintah.  Menyampaikan aspirasi yang telah dikeluarkan oleh masyarakat kepada pemerintah. Mahasiswa juga sebagai gerakan yang mengkritisi kebutuhan politik ketika ada kebijakan diberikan oleh pemerintah yang tidak baik atau tidak bijak bagi masyarakat. Cara mahasiswa mengkritisi pemerintahan tersebut juga dengan banyak cara, contohnya dengan menyampaikan aspirasi lewat media massa maupun dengan berdemonstrasi, dll.

Itulah beberapa peran dan fungsi mahasiswa, sebagai kesimpulan marilah kita sebagai mahasiswa yang di harapkan oleh masyarakat dan bangsa kita, dengan menerapkan peran-peran dan fungsi kita sebagai mahasiswa untuk menjadi generasi penerus bangsa. Kita dapat merubah bangsa ini menjadi bengsa yang lebih maju apabila kita dapat merealisasikan dan menggabungkan peranan kita sebagai mahasiswa yang akan menjadi penerus bangsa di hari esok.

SEBUAH KEINGINAN DAN HARAPAN

Mahasiswa tidak sepatutnya hanya sekadar menuntut ilmu dan mencari IP setinggi-tingginya tetapi melupakan perannya yang signifikan dalam m...